mototren.com – Dalam memilih mobil, konsumsi bahan bakar merupakan salah satu faktor utama yang dipertimbangkan, terutama bagi konsumen dengan kendaraan berharga tinggi.
Mereka cenderung menghindari biaya operasional yang terlalu tinggi. Ironisnya, banyak pemilik mobil dengan harga yang tinggi memiliki kebiasaan berkendara yang tidak hemat bahan bakar.
Sebagai hasilnya, efisiensi bahan bakar yang dimiliki mobil menjadi tidak optimal, yang berimbas pada borosnya konsumsi bbm.
Sehubungan dengan hal tersebut, pada kesempatan kali ini redakai akan membahas beberapa kebiasaan berkendara yang perlu diubah untuk meningkatkan efisiensi konsumsi bahan bakar mobil.
Kebiasaan Buruk Saat Mengendarai Mobil yang Bikin Boros BBM
Seperti yang sudah redaksi rangkum dari berbagai sumber, ternyata boros aatau tidaknya konsumsi bbm pada kendaraan bisa juga dipengaruhi oleh kebiasaan dalam berkendara.
Berikut ini adalah 5 kebiasaan buruk yang kerap diakukan pengemudi yang bisa membuat konsumsi bbm jadi lebih cepat habis dari semestinya.
1. Berpindah pindah jalur
Ketika berada di tengah kemacetan, seringkali pengemudi tergoda untuk berpindah-pindah jalur dengan harapan dapat mencapai tujuan lebih cepat.
Namun, apa yang seringkali tidak disadari adalah bahwa kebiasaan ini dapat berdampak negatif pada konsumsi bahan bakar mobil.
Setiap kali kendaraan berhenti dan berakselerasi kembali, mesin bekerja lebih keras dan mengonsumsi lebih banyak bahan bakar.
Oleh karena itu, selain menyia-nyiakan waktu dan tenaga, kebiasaan berpindah-pindah jalur juga dapat membawa dampak finansial yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu, sebagai salah satu solusi untuk mengindari konsumsi bbm pada mobil yang berlebihan adalah dengan mengembangkan kesabaran dan kedisiplinan dalam menahan diri untuk tidak tergoda berpindah jalur secara berlebihan.
Dengan tetap berada pada jalur yang sudah dipilih, meskipun terjadi kemacetan, pengemudi dapat mengurangi frekuensi berhenti dan berakselerasi yang menguras bahan bakar.
2. Mengangkut Penumpang Melebihi Kapasitas
Kebiasaaan buruk selanjutnya yang kerap dilakukan adalah mengangkut penumpang melebihi kapasitas yang direkomendasikan adalah salah satu kebiasaan yang dapat merugikan konsumsi bahan bakar mobil.
Seiring dengan meningkatnya beban, mesin kendaraan harus bekerja lebih keras untuk menggerakkan mobil dan mempertahankan kinerja optimal.
Ketika kendaraan berusaha menanggung beban yang melebihi kapasitasnya, konsekuensinya adalah peningkatan konsumsi bahan bakar.
Mobil yang dimodifikasi untuk mengangkut jumlah penumpang yang melebihi kapasitas aslinya menjadi lebih berat dan membutuhkan lebih banyak tenaga untuk bergerak.
Hal ini mengakibatkan mesin bekerja dalam kondisi yang tidak efisien, menghasilkan konsumsi bahan bakar yang lebih tinggi.
Selain itu, risiko kerusakan pada komponen-komponen mesin juga meningkat, karena mesin dipaksa beroperasi di luar batas desainnya.
3. Memaksakan Melewati Jalan Rusak
Selain mengangkut penumpang melebihi kapasitas, kondisi jalan yang kurang mulus juga dapat mempengaruhi konsumsi bahan bakar mobil secara signifikan.
Di Indonesia, banyak jalanan yang tidak terawat dengan baik dan bahkan berlubang, memaksa kendaraan untuk melewati rintangan yang berpotensi merusak ban.
Ketika mobil melintasi lubang atau jalan yang tidak rata, ban harus bekerja lebih keras untuk menahan goncangan dan mempertahankan traksi, sehingga meningkatkan gesekan dan merusak permukaan ban.
Friksi yang dihasilkan oleh gesekan antara ban dan jalan tidak hanya mengurangi efisiensi pergerakan kendaraan, tetapi juga menyebabkan penurunan tekanan angin di dalam ban.
Ban dengan tekanan angin yang kurang dari yang direkomendasikan oleh produsen akan memiliki lebih banyak kontak dengan permukaan jalan, menghasilkan gesekan lebih besar dan meningkatkan konsumsi bahan bakar.
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan dan menjaga tekanan angin ban yang ideal dan sesuai dengan rekomendasi produsen kendaraan.
4. Mengemudi Secara Agresif
Untuk kebiasaan buruk yang terkahir yang memicu borosnya konsumsi bbm pada kendaraan mobil Anda adalah terkait gaya mengemudi agresif atau ugal-ugalan.
Tindakan atau kebiasaan buruk seperti ini, tidak hanya merugikan dari segi konsumsi bahan bakar, tetapi juga dapat berdampak negatif pada komponen-komponen mesin dan sistem kendaraan secara keseluruhan.
Ketika mesin dipaksa bekerja dengan intensitas yang tinggi, hal ini dapat meningkatkan suhu mesin dan menyebabkan keausan yang lebih cepat.
Komponen seperti rem dan transmisi juga akan lebih cepat mengalami keausan akibat pengereman dan perpindahan gigi yang tiba-tiba.
Selain itu, gaya mengemudi agresif dapat meningkatkan risiko kecelakaan dan memperpendek umur komponen kritis kendaraan.
Pengereman yang keras dan akselerasi yang mendadak dapat menciptakan tekanan ekstra pada sistem pengereman dan suspensi, berpotensi mengakibatkan kerusakan lebih awal.
5. Jarang Service Mobil
Selain memastikan kondisi mesin agar selalu dalam kondisi yang terbaik, ternyata merawat mesin kendaraan secara berkala merupakan langkah krusial dalam menjaga efisiensi bahan bakar.
Mesin yang terawat dengan baik cenderung memiliki performa yang lebih optimal dan konsumsi bahan bakar yang lebih efisien.
Ganti oli secara teratur, membersihkan filter udara, dan memeriksa sistem pembakaran adalah bagian dari rutinitas perawatan yang dapat membantu mesin beroperasi dengan baik.