mototren.com – Bunyi yang muncul saat menginjak rem belakang sering kali membuat pengendara waspada. Apakah suara tersebut pertanda kampas rem aus? Atau hanya karena debu dan kotoran yang menempel?
Pertanyaan ini kerap muncul di kepala banyak pemilik kendaraan, terutama yang jarang memeriksa sistem pengereman.
Kampas rem adalah salah satu komponen paling vital dalam sistem keselamatan kendaraan. Sekali saja bermasalah, risikonya bisa fatal. Namun tidak semua bunyi menandakan kerusakan serius.
Beberapa bunyi memang bisa menjadi peringatan dini bahwa kampas rem harus segera diganti. Tapi dalam kasus lain, suara tersebut bisa disebabkan oleh hal sepele seperti kelembaban atau serpihan pasir.
Untuk itu, penting bagi pemilik kendaraan untuk mengenali ciri-ciri kampas rem aus serta tahu kapan harus menggantinya.
Apakah Bunyi pada Kampas Rem Berarti Harus Diganti?
Banyak pengendara yang menyepelekan suara gesekan saat mengerem, padahal bisa jadi itu peringatan awal dari sistem rem yang bermasalah.
Bunyi pada kampas rem bisa muncul dalam berbagai bentuk—mulai dari decitan halus, suara gemeretak, hingga gesekan logam.
Setiap jenis bunyi punya arti dan penyebab yang berbeda, dan perlu ditindaklanjuti dengan pengecekan yang cermat.
Sayangnya, masih banyak pemilik kendaraan yang baru sadar kampas remnya habis setelah muncul suara keras dan performa rem menurun drastis.
Salah satu penyebab kampas rem bunyi adalah ausnya material gesek yang sudah menipis.
Ketika pelapis sudah habis, bagian logam pada kampas akan langsung bergesekan dengan cakram atau tromol, menimbulkan suara berderit.
Selain itu, kampas rem yang kotor karena lumpur, debu jalanan, atau serpihan logam kecil juga bisa menimbulkan bunyi saat pedal rem diinjak.
Biasanya suara ini bersifat sementara, tapi jika terus terjadi perlu dicek lebih lanjut.
Tak jarang juga suara timbul akibat kampas rem yang dipasang tidak presisi atau mengalami getaran saat pengereman.
Ini bisa terjadi karena kualitas pemasangan buruk atau penggunaan suku cadang tidak orisinal.
Jadi, ketika sudah terdengar suara pada saat melakukan pengereman yang bersumber dari kampas rem, memang sudah saatnya harus diganti.
Ditambah lagi ciri lain yang mengindikasikan kampas rem harus diganti adalah sensasi pedal rem yang terasa lebih dalam atau ‘ngelos’.
Ini menunjukkan ketebalan kampas sudah sangat tipis.
Jika saat pengereman motor cenderung oleng atau bergetar, bisa jadi kampas rem tidak menekan cakram secara merata.
Ini pertanda permukaan kampas tidak lagi rata atau sudah terlalu aus.
Tak hanya itu, indikator kampas rem yang sudah aus juga bisa dilihat secara visual.
Pada beberapa jenis kendaraan, tersedia jendela kecil di bagian kaliper untuk mengecek sisa ketebalan kampas secara langsung.
Idealnya, penggantian kampas rem dilakukan setiap 20.000–30.000 kilometer untuk mobil, dan setiap 10.000–15.000 kilometer untuk motor, tergantung intensitas pemakaian.
Tapi jika bunyi muncul lebih awal, sebaiknya segera diperiksa.
Kesimpulan
Bunyi yang muncul saat pengereman memang tak bisa diabaikan. Meski tidak semua suara menandakan kerusakan, kampas rem bunyi bisa jadi sinyal bahwa sudah waktunya diganti.
Penyebabnya bisa karena aus, kotoran, atau pemasangan yang tidak presisi. Penting bagi pemilik kendaraan untuk memahami gejala-gejala tersebut agar tidak terlambat mengambil tindakan.
Dengan perawatan rutin dan penggantian tepat waktu, Anda bisa memastikan keamanan berkendara tetap terjaga.
Jadi, jika kampas rem mulai berbunyi, jangan anggap remeh—segera periksa dan ganti jika perlu.





