Kapan Ganti V-Belt Motor Matic?, Ini Patokannya

Kapan Ganti V-Belt Motor Matic?, Ini Patokannya

mototren.com – Kapan ganti v-belt motor matic yang ideal agar motor tetap nyaman dan aman? Pertanyaan ini sering diutarakan oleh para pemilik motor matic yang belum begitu memahami cara perawatan motor mereka.

Padahal, informasi ini penting dikatahui agar bisa terhindar dari berbagai masalah yang bisa merugikan pengguna.

Bacaan Lainnya

Karena, saat v-belt putus tanpa peringatan, risikonya bisa jauh lebih besar dari sekadar mogok di jalan.

Sehingga penting mengetahui kapan saat yang tepat ganti v-belt motor matic agar tidak mengalami kejadian tersebut.

Apa Itu V-Belt di Motor Matic?

V-belt adalah komponen berbentuk sabuk yang menyalurkan tenaga dari mesin ke roda belakang.

Baca Juga :   Italjet Dragster 250 Laris di Indonesia, Harga Setara Mobil LCGC

Pada motor matic, fungsi ini sangat krusial karena tak ada rantai seperti pada motor bebek.

Jika v-belt putus saat berkendara, motor langsung mati total dan tidak bisa jalan sama sekali.

Bukan hanya soal performa, v-belt juga memengaruhi efisiensi bahan bakar dan kelancaran akselerasi.

Semakin aus v-belt, semakin besar kemungkinan terjadi slip, tenaga terbuang sia-sia, dan konsumsi bensin bisa melonjak.

Kapan Harus Ganti V-Belt Motor Matic

Sebagian besar pabrikan seperti Yamaha dan Honda menyarankan penggantian v-belt di kisaran 20.000 km.

Angka ini bukan asal sebut, melainkan hasil uji coba mesin dalam kondisi laboratorium. Namun, ini hanya baseline.

Jika Anda hanya sesekali pakai motor, jarak 20.000 km mungkin tercapai dalam tiga tahun.

Tapi bagi pekerja harian yang menempuh 30–50 km per hari, angka ini bisa dicapai dalam waktu 1–2 tahun.

Baca Juga :   Apakah Ban Tubeless Pakai Ban Dalam, Ini Penjelasannya

Banyak pemilik motor matic, khususnya di forum komunitas seperti Kaskus Otomotif dan grup Facebook Vario atau NMAX, mengaku baru mengganti v-belt di angka 25.000–30.000 km.

Beberapa mengklaim tidak ada gejala kerusakan apa pun sampai akhirnya sabuk putus di jalan.

Tentu saja, ini bukan praktik yang direkomendasikan. Seorang mekanik resmi AHASS pernah menyebut:

“Kondisi v-belt bisa saja masih bagus secara visual, tapi serat dalamnya bisa retak tanpa disadari. Jangan tunggu putus.”

Tanda-Tanda V-Belt Perlu Diganti

Tidak semua orang rutin mencatat kilometer. Maka dari itu, penting juga memahami tanda-tanda fisik bahwa v-belt sudah waktunya diganti:

  • Tarikan terasa berat atau tersendat saat akselerasi awal
  • Suara mendecit dari area CVT
  • Getaran tak wajar di stang atau body motor
  • Top speed turun drastis, meskipun mesin tidak terdengar bermasalah
Baca Juga :   Penyebab Mesin Honda Vario Overheat dan Cara Pemeriksaannya

Jika salah satu dari gejala ini muncul setelah penggunaan di atas 15.000 km, sebaiknya periksa kondisi v-belt ke bengkel terpercaya.

Menunda penggantian v-belt bisa berakibat fatal. Selain risiko motor mogok di tengah jalan, efek lanjutannya juga bisa merusak part lain seperti roller, puli, atau bahkan rumah CVT.

Biaya ganti v-belt secara berkala mungkin berkisar Rp150.000–Rp300.000, tergantung merek dan jenis motor.

Tapi kalau sudah merembet ke komponen lain karena keterlambatan, biaya perbaikannya bisa membengkak dua hingga tiga kali lipat.

Pos terkait